KTT G-20
Peran Telkom Indonesia Jaga Kualitas Komunikasi Selama KTT G-20
Koneksi internet yang buruk menjadi musuh bersama masyarakat di era digital. Beruntung, musuh tersebut sama sekali tidak menampakkan dirinya saat persiapan dan puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali digelar beberapa hari lalu.
Alih-alih diganggu koneksi yang buruk, para peserta, tamu undangan, serta seluruh pihak yang terlibat di KTT G-20 justru merasakan cepatnya sambungan internet serta komunikasi selama acara berlangsung.
Kelancaran koneksi tercipta salah satunya berkat kerja profesional yang dilakukan tim PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
“Layanan internet baik itu WiFi maupun broadband berjalan baik dan lancar. Alhamdulillah dari tim kami di broadcast enggak ada komplain sama sekali. Biasanya ada lag-lah, ini enggak ada sama sekali. Kemudian untuk WiFi, kan ini sudah jadi kebutuhan utama, komplainnya sangat kecil,” kata ICT Manager PT Pacto Convex Niagatama Ardian Pangato.
Pacto Convex adalah Professional Conference Organizer (PCO) atau penyelenggara acara konferensi, pertemuan, dan semacamnya yang mengurus perhelatan KTT G-20 di Bali. Perusahaan ini menyebut peran Telkom Indonesia cukup krusial dalam menjamin kelancaran acara internasional ini.
Menurut Ardian, layanan internet yang terjaga selama KTT G-20 terjadi salah satunya karena bagusnya komunikasi yang terjalin antara pihak Telkom Indonesia, penyelenggara acara, dan berbagai pihak lain.
“Dari awal sampai akhir yang saya lihat paling utama adalah masalah komunikasi. Alhamdulillah saya bertemu dengan tim Telkom yang bagus komunikasinya,” katanya.
“Yang saya suka di sini tuh fleksibilitas. Ini yang saya harapkan. Kita kalau ada event nggak bisa straight kalau A, B, C ya sudah A, B, C. Dinamika di lapangan itu pasti ada saja. Alhamdulillah teman-teman sangat responsif. Next kami ada event lagi, semoga dapat support seperti ini lagi,” tambah Ardian.
Ardian berkata, perubahan adalah hal yang wajar ditemui dalam penyelenggaraan acara apapun. Kadang, rencana yang sudah disusun rapi bisa berubah karena penyesuaian permintaan klien atau adanya hambatan di lapangan.
Karena itu, komunikasi yang efektif menjadi penting untuk dilakukan seluruh anggota tim agar seluruh persiapan acara dapat tetap berjalan lancar, terlepas dari sedikit banyaknya perubahan.
“Nah itu bisa di-delivery dengan baik mulai dari order, instalasi, cek apakah suatu alat sudah nyala apa belum. Saya trust dengan tim, enggak perlu cek satu-satu, cukup dengan melihat grafik itu saya trust. Tim saya itu jauh-jauh jaraknya, kalau saya ikuti semua saya pasti turun berat badan. Alhamdulillah saya bisa lakukan pemantauan dengan remote berkat bantuan teman-teman,” ujarnya.
Di Balik Deklarasi G-20, Sempat Diwarnai Ketegangan Rudal Nyasar
Pidato pembukaan KTT G-20 yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tergolong singkat, tapi menyentuh. Setiap tamu merasakan kehangatan dan langsung menangkap pesan utama tuan rumah.
Jokowi mengimbau para pemimpin di G-20 menjadi katalis pemulihan ekonomi dunia dan menyelamatkan dunia dari ancaman resesi. Setiap anggota G-20 harus memiliki tanggung jawab, tidak hanya terhadap warga negara sendiri, melainkan juga tanggung jawab terhadap dunia.
“Jika perang tidak berakhir, sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang,” ujar Jokowi pada welcome speech.
Presiden AS Joe Biden memuji Jokowi sebagai tuan rumah yang sudah melaksanakan tugas dengan baik. “You've done a tremendous job by the way. Really. You've done a great job,” kata pemimpin negeri adidaya itu sambil menoleh ke arah Jokowi.
Pembahasan G-20 Bali Leader's Declaration tergolong alot hingga tahap akhir, 10-14 November 2022. Di tataran para menteri, deklarasi ini sudah selesai sehari sebelum KTT G-20, Selasa (15/11/2022). Tetapi, untuk menjadi sebuah keputusan dibutuhkan persetujuan semua pemimpin anggota G-20, yakni 19 pemimpin negara dan ketua Uni Eropa.
G-20 Bali Leader's Declaration akhirnya bisa disepakati bersama pada hari Rabu (16/11/2022) meski pada pagi harinya sempat terjadi kekhawatiran.
Merespons jatuhnya rudal di Polandia yang menewaskan dua warga sipil, AS dan anggota NATO yang berada di Bali mengadakan rapat mendadak. Ada kecurigaan, rudal itu ditembakkan oleh Rusia.
“Pendapat Biden membantu mendinginkan suasana. Dia mengatakan, rudal itu belum tentu dari Rusia,” jelas Jokowi.
G-20 Bali Leader's Declaration berisi 52 paragraf, di antaranya tentang arsitektur kesehatan, transformasi digital, ketahanan pangan dan energi, transisi energi, stabilitas makroekonomi dan keuangan, investasi, serta pembangunan berkelanjutan.
Dari semua paragraf, konflik Rusia-Ukraina merupakan salah satu isu yang paling pelik dalam penyusunan G-20 Bali Leader's Declaration.
Merujuk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB No ES-11/1, 2 Maret 2022, para pemimpin G-20 menyatakan penyesalan mendalam terhadap agresi Rusia di Ukraina dan menuntut penarikan penuh tanpa syarat dari wilayah Ukraina.
Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina, karena telah menyebabkan penderitaan manusia luar biasa dan memperburuk kerentanan ekonomi global, menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan.
Deklarasi Pemimpin G-20 di Bali diterima semua pihak, termasuk Rusia. Mewakili Presiden Putin, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengikuti pembahasan, termasuk mendengarkan pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari pertama KTT G-20, Selasa (15/11/2022).
Dengan alasan kesehatan, Sergey kembali ke negaranya lebih awal dan pembahasan hari kedua diwakili oleh Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.
Prinsip politik luar negeri bebas-aktif bukan berarti Indonesia tidak mengambil sikap. Setiap tindakan anggota PBB yang melanggar kesepakatan internasional harus ditentang.
Deklarasi Pemimpin G-20 di Bali sudah mewakili semua kepentingan. Perang harus diakhiri secepatnya. Perang yang berlanjut, apalagi berkepanjangan, akan memperparah krisis ekonomi dan menyengsarakan umat manusia.
Berkat kepemimpinan Indonesia, Presiden Joe Biden dan Presiden XI Jinping berkesempatan berdialog di Bali. Kedua pemimpin bersepakat untuk meredakan ketegangan. Tidak berkubang dalam perang dingin. Sebaliknya, kedua negara berkomitmen untuk menjalin kerja sama, membangun ekonomi dunia.
Seorang konglomerat Indonesia mengangkat kedua jempol ketika Investor Daily bertanya tentang penilaiannya terhadap penyelenggaraan G-20. “Pak Jokowi luar biasa. Pemerintah kita hebat. Indonesia kini semakin dihargai dunia,” ujar pengusaha nasional itu.
Di Balik G-20, Ini Panggilan Sayang Jokowi untuk Biden, Putin, dan Xi Jinping
Dalam diskusi sekitar satu setengah jam dengan pemimpin redaksi, Kamis (17/11/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkenan menjawab pertanyaan tentang kiat untuk meluluhkan hati sejumlah pemimpin negara adidaya, khususnya Presiden AS Joe Biden, Presiden RRT Xi Jinping, dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Jokowi tampak akrab dengan ketiga pemimpin itu. Meskipun Putin tidak menghadiri KTT G-20 di Bali, hubungan Indonesia dan Rusia tetap baik.
“Terakhir, kami bicara lewat telepon awal November. Waktu itu, Putin menyatakan niat untuk hadir, tapi belum sampai pada keputusan,” jelas Jokowi.
Apakah ada hal khusus yang membuat ketiga pemimpin nyaman dan dekat dengan Jokowi? “Saya selalu menyapa Joe Biden dengan ‘My Senior’. Dengan Vladimir Putin, saya menyapa ‘My Brother’. Sedangkan dengan XI Jinping, saya panggil ‘Kakak Besar’. Mereka senang, nyaman, dan merasa dekat dengan sapaan itu,” aku Jokowi.
Selain melakukan persiapan KTT G-20 di semua aspek dengan sebaik-baiknya, pemerintah Indonesia berusaha menyenangkan semua pemimpin negara dengan tetap mengedepankan martabat sebagai bangsa besar. Setiap mata acara, mulai dari penyambutan, dilakukan dengan sebaik-baiknya. Semuanya dipersiapkan agar para tamu merasa nyaman dan berkesan.
“Saya memeriksa setiap detail persiapan. Makanan dan minuman yang hendak disajikan kepada tamu, saya cicipi satu per satu dan saya sendiri yang putuskan mana yang sudah oke dan yang belum,” kenang Jokowi.
Dari pengalaman internasional, Presiden bisa memperkirakan selera para tamunya.
Belajar dari acara resmi di berbagai negara, demikian Presiden, G-20 di Bali menyajkan sejumlah acara yang tidak lazim. Salah satunya adalah gala dinner yang digelar di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Selasa (15/11/2022) malam.
Jamuan makan malam ini bukan sekadar dinner. Para tamu disuguhi aneka tarian, lagu, dan atraksi bernuansa Nusantara. Panggung pertunjukan tampak cantik dan megah dengan sorotan lampu warna-warni serta letusan kembang api yang membakar langit Bali.
Diplomasi Mangrove
Pada hari Rabu (16/11/2022) siang, Jokowi mengajak tamunya menanam mangrove (bakau) di Taman Hutan Raya (Tahura) di Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Presiden Joe Biden yang pada gala dinner tidak hadir, pagi itu ikut dalam rombongan. Mereka memegang cangkul dan secara simbolik menanam bakau. Kegiatan ini juga tidak lazim bagi para pemimpin negara.
“Saya empat kali mengunjungi lokasi Tahura untuk memastikan persiapan yang pas agar acara penanaman mangrove oleh para pemimpin G-20 memberikan kesan yang baik,” ungkap Presiden.
Awalnya, para kepala negara diarahkan untuk berjongkok sambil menanam bakau. Cangkulnya pendek dan terbuat dari bambù.
Setelah beberapa kali uji coba, para kepala negara dirancangkan untuk tidak jongkok. Cangkul dengan tangkai bambù diubah menjadi cangkul dengan tangkai kayu.
“Bambù bisa melukai tangan dan posisi jongkok menyulitkan kepala negara dengan usia di atas 65 tahun,” tukas Jokowi.
Para kepala negara pun berdiri berbaris sambil mengangkat cangkul untuk menanam mangrove. Dengan ekspresi gembira, mereka mengapresiasi pekerjaan yang sedang dilakukan Indonesia untuk menurunkan emisi karbon.
Tahura Ngurah Rai seluas 1.300 ha merupakan restorasi ekosistem mangrove yang diharapkan bisa dicontoh di lokasi lain di Indonesia. Bekas area tambak ikan itu kini berubah menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 fauna.
“Ini adalah wujud konkret merespons pemanasan global dan perubahan iklim,” kata Jokowi.
Ia mengajak negara anggota G-20 untuk berkolaborasi, bekerja sama dalam aksi nyata untuk pembangunan hijau, pembangunan ekonomi hijau yang inklusif. “Sebagai negara pemilik hutan mangrove yang terluas di dunia, yaitu 3,3 juta ha, Indonesia ingin berkontribusi terhadap perubahan iklim,” ungkap Presiden.
Para pemimpin G-20 mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia dalam transisi energi dan mengatasi perubahan iklim.
Sumber: PR
Sumber: BeritaSatu.com